Rabu, 26 November 2014

Tokoh Orientalis Louis Massignon



                                                                      MAKALAH    
TOKOH ORIENTALISME
LOUIS MASSIGNON DAN PEMIKIRANNYA
Kajian Historis-Biografis

Disusun untuk Memenuhi  Mata Kuliah “Orientalisme”.

Dosen Pembimbing:
Hibbi Farihin, M.S.I

Disusun Oleh:
Lina Sofyana Safitri

JURUSAN TAFSIR HADITS 3-A
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2014





KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin, berkat rahmat dan hidayah dari Allah Swt. penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul  Tokoh Oristalisme Louis Massignon dan Pemikirannya: Kajian historis-biografis” pada mata kuliah Oristalisme. Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan terutama pada kurangnya sumber rujukan atau referensi. Namun berkat kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya semua hambatan tersebut setidak-tidaknya dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih  kepada yang terhotmat:
1.    Dr. Maftukhin M.Ag, selaku rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.
2.    Hibbi Farihin M.S.I, selaku dosen mata kuliah “Orientalisme” sekaligus pembimbing dalam penyusunan makalah ini.
3.    Teman-teman yang telah memberikan bantuan baik konseptual maupun tenaga dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
          Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Disamping itu, penulis juga berharap semoga materi dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.


                                                                             Tulungagung, 17 September 2014

                                                                                                         Penulis,




DAFTAR ISI


COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DATAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I             : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..........................................................................iv
B.     Tujuan........................................................................................v
BAB II                        : PEMBAHASAN
A.    Biografi Tokoh Louis Massignon..............................................1
B.     Louis Massignon berkait dengan Islam......................................3
C.     Louis Massignon dimata Murid-Muridnya................................4
D.    Louis Massignon berkait Islam..................................................5
E.     Pandangan Penulis Mengenai Louis Massignon..........................6
BAB III          : KESIMPULAN..............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Tuhan menciptakan semua yang ada dimuka bumi ini dengan serba berpasang-pasangan. Jika ada siang pasti ada malam, ada utara pasti juga ada selatan, begitu pula dengan adanya orientalisme pasti ada aksidentalisme meski eksistensi dan latar belakang kemunculan mereka berbeda.
Berbicara mengenai orientalisme, memang masih menjadi misteri dan perbincangan yang cukup hangat khususnya bagi kaum Timur. Dalam Islam sendiripun masih muncul banyak pertanyaan dan keraguan terhadapnya. Ditamabah lagi perekomendasian  sikap tabayyun terhadap orientalisme mulai dari tokoh hingga buah pemikirannya, seolah masih menyisakan hal yang belum terselesaikan dalam pemberian lebel terhadap paham keTimuran yang dilakoni orang Barat itu.
Namun, sebuah apresiasi yang lebih bisa kita berikan kepada mereka para tokoh orientalisme. Sebab kenapa?, mereka yang lahir di Barat, tumbuh dan dibesarkan di Barat dengan sudi telah mempelajari kehidupan ataupun seluk beluk dunia Timur, meski sebenarnya Timur dan Barat hanyalah sebuah sebutan belaka.
Tidak jauh daripada itu, kaum-kaum orientalisme yang mempelajari agama Islam misalnya. Meski mereka tidak lahir dari keluarga Islam dan sama sekali bukan seorang Muslim, dengan tanpa meninggalkan agama yang mereka yakini, mereka mampu memahami perihal Islam bahkan jauh lebih baik dari umat Islam atau kaum Muslim itu sendiri.
Hal semacam ini mungkin akan meninggkalkan kecemburuan sosial bagi kaum Muslim, namun bagaimana tidak?, hal semacam itu jelas  benar terjadi. Banyak kaum orientalis yang bahkan karyanya menjadi sumber rujukan yang amat sangat penting dalam kajian keIslaman. Louis Massignon misalnya, risalah-risalah yang telah dibuatnya selama mengkaji dunia Islam sukses menjadikan tulisan tersebut sebagai sumber yang amat sangat penting dalan kajian keIslaman sebagaimana ditulis diatas. Dan sekali lagi Louis bukanlah seorang Muslim dan tidak terlahir dari keluarga Muslim. Lalu siapa dan bagaimana dia, akan kita bahas dalam makalah ini.

B.     Tujuan
1.      Memaparkan biografi tokoh orientalisme Louis Massignon.
2.      Memberikan pemaparan Louis Massignon berkait dengan Islam.
3.      Memberikan pemaparan Louis Massignon dimata murid-muridnya.
4.      Memaparkan karya-karya Louis Massignon berkait Islam.
5.      Menjelaskan pandangan penulis mengenai Louis Massignon.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Louis Massignon
Louis Massignon lahir pada 25 Juli 1883 di Nogent-SurMarne, di kawasan Paris,[1] dan meninggal pada 31 Oktober 1962.[2] Ayahnya, Fernando Massignon, adalah seorang seniman.[3] Louis Massignon termasuk dalam kategori tokoh orientalis yang mumpuni, ketajaman pandangan dan kesimpulan-kesimpulan yang cermat menjadi keistimewaannya. Ia juga banyak belajar dari tokoh orientalis besar, sebut saja Ignaz Goldziher, Hartwig Perenbourg dan Le Chatele. Dia adalah seorang tokoh berpengaruh di abad kedua puluh yang berkaitan dengan hubungan gereja Katolik dengan Islam.[4]
Louis Massignon menyelesaikan Sekolah Menengahnya di Sekolah Louis Ie Grad yang sangat terkenal di Paris. Ia mencapai gelar sarjana muda pada 03 Oktober 1900 bagian sastra dan filsafat, juga gelar sarjana muda di bidang matematika diperolehnya pada 23 oktober1901. Setelah itu, dia mulai mengadakan lawatan ke kawasan negeri-negeri Islam, di antaranya pada tahun 1901 ke Aljazair, kemudian kembali lagi ke Paris untuk meneruskan studinya di Universitas hingga memperoleh ijazah (lisence) bidang sastra pada awal Oktober 1902, engan judul risalah Honore d’Urfe. Profesor Prancis yang membimbing Louis Massignon adalah Ferdinan Brunot, penulis sejarah Prancis yang terkenal. Kemudian dia mengikuti wajib militer hingga Oktober 1903. Setelah itu, pada April 1904 Louis massignon berkunjung ke Maroko, dan menulis kajian dalam bentuk buku kecil untuk memperoleh gelar diploma pada Kajian Tinggi di Sorbonne Universitas Paris, bagian ilmu-ilmu agama.[5]
Louis Massignon mendalami bahasa-bahasa Timur di Sekolah Tinggi Negeri Paris, dan pada 10 Februari 1906 ia memperoleh diploma dalam bidang bahasa Arab fasih dan ‘ammiyyah. Dari sana Louis Massignon kemudian mengikuti Konggres Orientalis Dunia ke-14, yang diadakan pada April 1905 di kota Aljazair. Pada kesempatan inilah ia berkenalan dengan Ignaz Goldziher.[6]
Perentuhan Louis Massignon pertama kali dengan Mesir ialah ketika ia menjadi utusan sebagai mahasiswa di Institut Aekeoogi Prancis di kairo, Mesir, pada 23 Oktober 1906. Di Kairo, ia mulai mengkaji peninggalan-peninggalan Islam, dan selama mengadakan kajian tersebut ia berpakaian ala negerinya.[7]
Pada bulan Maret 1907, Louis Massignon mempelajari syair-syair yang mengungkapkan pergulatan al-Hallaj. Melalui karya Faridh ad-Din al-Aththar, penyair besar Persia inilah, Louis Massignon merasakan kekaguman terhadap al-Hallaj.[8] Dari sini, bila para ulama Islam mengkafirkan al Hallaj, maka Louis Massignon Massignon malah memujinya sebagai seorang saleh yang syahid.[9] Oleh sebab itulah, ditahun yang sama ia menapakkan kaki di Baghdad dan menetap sebagai tamu keluarga al-Alusi. Selama persinggahannya ini, ia banyak mengunjungi masyhad-masyhad Syi’ah seperti Karbala, Kufah dan Najaf. Ia juga berkesempatan mengunjungi makam Salman Bik, sebuah kampung tempat dua sahabat nabi SAW. dikuburkan, yaitu Salman al-Farisi dan Khudaifah. Dari situ Louis Massignon tertarik untuk meneliti kedua sahabat tersebut, yang mana dikatakan oleh Nabi SAW. sebagai ahl bait­-nya.[10]
Penelitian Louis Massignon di negeri Iraq itu, cukup menyita waktu satu tahun dan hasil penelitian tersebut menghasilkan sebuah karya besar dalam dua jilid dengan judul “Ekspedisi Arkeolog di Iraq”. Karya ini terbit pertama kali pada tahun 1910 di Kairo. Pada tahun yang sama dengan perilisan karyanya, ia juga menulis sejumlah makalah dari kunjungannya di Baghdad, diantaranya “Hajarat al-Mauta fi Baghdad, al-Muhammirah, al-Ma’rakah al-Khirah baina ar-Rifa’iyah wa al-Qadiriyah dan al-Hallaj asy-Sya’bi Baghdad. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa Louis Massignon tertarik untuk mengkasi al-Hallaj, kajiannya tersebut tertuang dalam karya berjudul ath-Thawasin yang terbit pada tahun 1913.[11]
Pertemuan kedua Louis Massignon dengan Ignaz Golziher terjadi pada saat Kogres Orientalis ke-15 di Kopenhagen. Disinilah ia berkesempatan untuk memaparkan rentetan hasil penelitiannya kepada Golziher. Disamping itu, ia juga melakukan surat menyurat dengan Paul Kludel, penyair besar Prancis yang saat itu bertugas di Kedutaan besar Prancis di China.[12]
Pada tanggal 27 Januari 1914, Louis menikah dan kemudian dikaruniai dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Ketika meletusnya Perang Dunia Pertama yang berkisar antara tahun 1914-1918, pada tahun 1915 Louis Massignon dikenai wajib militer dan ditempatkan di Kementrian Luar Negeri. Selama peperangan inilah Louis Massignon banyak kehilangan kehilangan catatan-catatan disertasi doktoral keduanya. Catatan-catatan itu hancur akibat serangan saat pertempuran, sehingga ia harus mengulanginya.[13]
Louis Massignon dikabarkan juga pernah menjadi penasihat pada Departemen Koloni Prancis untuk urusan Afrika. Selama disana ia banyak berusaha mempengaruhi rakyat Afrika agar menerima niat baik politik Perancis di wilayah itu. Sebagaimana tiga landasan kolonialisme kala itu, yakni gold, god and gospel, Louis Massignonpun juga berusaha keras memasukkan misi Kristen pada program-program pemerintah Perancis di tanah jajahannya.[14]

B.     Pemikiran Louis Massignon berkaitan dengan Islam
Dalam pandangan Louis Massignon, Islam adalah agama berdasarkan inspirasi asli Muhammad, yang membuatnya melihat kesatuan (tauhid) Allah. Inspirasi ini didasarkan oleh penelitian di mana Muhammad menemukan asal-usul orang-orang Arab dalam pribadi Alkitab Ismael. Dia juga menilai wahyu dalam Islam sebagai "jawaban misterius (ilahi) rahmat doa Abraham untuk Ismael dan ras Arab".[15]
Louis Massignon percaya wahyu terjadi dalam tiga tahap, yang pertama adalah para leluhur, kepada siapa agama alamiah diturunkan. Kedua, wahyu Hukum kepada Musa dan ketiga, Kristus dan wahyu-Nya dari Cinta Ilahi. Islam di matanya adalah, kembali ke agama alamiah dari para leluhur, "di mana esensi Tuhan tidak bisa diketahui" dan di mana manusia hanya harus menerima apa yang telah diwahyukan kepadanya tentang sifat-sifat Allah dan mengikuti hukum-Nya, tanpa mencari persatuan dengan-Nya melalui hukum-hukum ini. Menurut Louis Massignon, perbedaan moral antara Islam dengan Yudaisme dan Kristen adalah Islam mengizinkan poligami dan penerimaan harta rampasan perang.[16]
Aksi politik Louis Massignon dipandu oleh keyakinan untuk hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat walaupun dengan agama yang berbeda. Meski Louis Massignon tetap setia menjadi Katolik untuk menghindari kecurigaan dari sinkretisme, namun tetap saja ada pandangan dari umat katolik bahwa ia sinkretisme. Sisamping kritikan dari umat katolik tersebut, Louis Massignon kadang-kadang juga dikritik oleh umat Islam karena dianggap terlalu banyak meneliti tokoh Muslim yang dianggap agak marjinal dengan arus Islam, yakni al-Hallaj.[17]
Selama pergulatannya dengan tasawuf Islam, Louis Massignon berpendapat bahwa tasawuf  Islam sudah terbentuk sejak masa Nabi SAW. berdasarkan Al-Qur’an, sunnah-sunnah yang tertuang dalam teladan yang di praktikkan Nabi SAW. dengan karakter zuhud.[18]

C.     Louis Massignon dimata Murid-Muridnya
Keberadaannya di Universitas Mesir diakibatkan untuk menggantikan Ignaz Goldziher dan Snouck Hurgronje. Disana ia membawa mata kuliah istilah-istilah filsafat dan menyampaikannya dengan bahasa Arab.[19] Sebagai seorang pengajar Louis Massignon bisa dibilang sukses dalam mencetak murid-muridnya. Diantara murid-muridnya tersebut antara lain:
1.      Henry Corbin
2.      Eva de Vitray-Meyerovitch, yang kemudian memeluk Islam dan banyak begulat dengan karya-karya Jalaudin Rumi.
3.      Abd al-Rahman Badawi, seorang sarjana filsafat Islam dari Mesir.
4.      George Makdisi
5.      Herbert Mason
6.      James Kritzeck
7.      Ali Shariati, seorang sosiolog, filsuf dan aktivis politik dari Iran.
8.      Jaen Mohamed Ben Abdejlil[20]
9.      Prof. Dr. H. M. Rasjidi, Menteri Agama RI pertama di bawah Kabinet Sutan Syahrir.[21]
Dalam tesisnya, “L'Islam dans le Miroir de l'negeri Barat (1963)”, muridnya Louis Massignon dari Belanda yakni JJ Waardenburg memberikan sintesis terhadap ajaran Louis Massignon sebagai berikut:
1.       Tuhan bebas menyatakan diri-Nya kapan dan bagaimana Dia ingin.
2.       Tindakan Allah yang dilakukan di dunia rahmat yang mungkin juga di luar agama Kristen, dapat ditemukan dalam Islam dalam panggilan mistik.
3.       Penemuan agama memiliki karakter eksistensial, obyek agama memiliki arti penting bagi pencari.
4.       lmu agama adalah studi agama dalam arti itu adalah penemuan rahmat.[22]

D.    Karya-Karya Louis Massignon berkait Islam
Hasil karya atau buah pikiran Louis Massignon berkait dengan Islam, diantara antara lain:
1.      “Peta Geografis Maghrib Pada Lima belas Tahun Pertama Abad Keenam belas menurut Leon Afrika”. Di dalamnya memuat 305 halaman, dan ditambah 30 halaman gambar peta, daftar nama-nama kabilah Arab, Barbar, beserta mata uangnya. Karya ini merupakan hasil dari penelitian pertama Louis Massignon di Mesir.
2.      Jeis Fez dan Maroko setelah Penakhlukan Arab”. Karya ini merupakan penetitian lanjutan dari karya yang diatas.
3.      “Ekspedisi Arkeologi di Iraq”. Pertama terbit di Kairo pada tahun 1910, dalam bundel Arkeolog Timur Institut Prancis, dan kedua diterbitkan pada tahun 1912 pada bundel yang sama. Ini merupakan hasil dari penelitiannya di Bagdad.
4.      Hajarat al-Mauta fi Baghdad, al-Muhammirah, al-Ma’rakah al-Akhirah baina ar-Rifa’iyah wa al-Qadiriyah, al-Hajj asy-Sya’bi Bagdad”.
5.      al-Hallaj Azdab al-Hallaj dan Tarikah Hallajiyah”. Merupakan karya pertama Louis Massignon mengenai al-Hallaj. Karya ini dimuat dalam Buku Memorial Ulang Tahun Harwig Derenbourg (1909). Kemudian dilanjutkan dengan makalah yang dimuat di majalah Dunia Islami, edisi Maret-April 1911 dengan judul “al-Hallaj: Syaikh Tersalib dab Setan menurut Yazidiyah”.
6.      “ath-Thawasin (1913)”. Kajian Louis Massignon yang serius tentang al-Hallaj tertuang dalam buku ini yang kemudian dilanjutkan dengan empat naskah lain yang terkait pada tahun 1914.
7.      “Hallaj” dan “al-Hulu”, merupakan tulisan Louis Massignon dalam bentuk Ensiklopedi Islam.
8.      “Adzab al-Hllaj: Sang Syahid Sufi Islam”. Kajian berbentuk risalah yang membahas tentang sejarah kajian tasawuf dan sejarah Islam secara umum. Kajian ini meliputi berbagai persoalan tasawuf, teologi, filsafat, dan keagamaan yang melatar belakanginya. Risalah ini terdiri atas 942+32 halaman. Karangan ini menjadi sumber yang sangat penting dalam kajian mistis dan rasionalitas Islam, serta cukup menjadi bukti abadi akan kedalaman Louis Massignon atas kajian ilmiah tentang Islam.
9.      “Pembentukan Peristilahan Seni dalam Tasawuf Islam”, merupakan risalah kedua yang ditulis oleh Louis Massignon. Didalamnya memuat sebanyak 350 halaman dilengkapi dengan berbagai tambahan yang cukup signifikan yang memaparkan sejarah pembentukan tasawuf sejak masa Nabi Muhammad SAW. hingga masa al-Hallaj.
10.  Selain karya-karya tersebut diatas, Louis Massignon juga masih memiliki banyak tulisan yang dimuat di berbagai majalah atau disampaikan  dalam berbagai konggres dan seminar, terutama dalam konggres-konggres orientalis.[23]

E.     Pandangan Penulis mengenai Louis Massignon
Dari sudut pandang penulis, Louis Massignon adalah seorang ilmuan yang profesional. Maksudnya apa?, sebagai seorang utusan sebut saja saat meneliti Arkeologi di Mesir, ia mampu memberikan timbal balik yang berbobot yakni sebuah karya yang berjudul “Peta Geografis Maghib pada Lima belas Tahun Pertama Abad Keenam belas menurut Leon Afrika” sebagaiman rinciannya telah dijelaskan diatas. Selain itu, menurut penulis Louis Massigno juga seorang peneliti yang nekat, katakanlah karena ia tertarik pada seorang sufi Islam al-Hallaj yang mana saat mayoritas orang mengecapnya menyeleweng ia malah menganggapnya syahid.
Disamping itu, Louis Massignon adalah seorang yang selalu haus akan pengetahuan. Meski sebagian besar karyanya dikontribusikan sebagai syarat sebagai diploma atau yang sebagainya, tapi dalam proses penelitiannya ia tidak pernah setengah-setengan. Dan dibalik itu, sebagai seorang pribadi ia adalah seorang yang bekerja keras dan bisa dibilang gigih.



BAB III
KESIMPULAN

Dari pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, Lois Massignon adalah seorang tokoh orintalis yang sangat berpengaruh pada abad ke duapuluh. Keberadaannya membawa kontibusi besar teritutama pada wilayah taswuf Islam. Namun, tidak hanya dibidang tasawuf saaja yang ia teliti, dalam bidang sejarahpun juga banyak ia kuasai.
Perkenalannya dengan tasawuf dimulai saat ia mengenal syair-syair dari Faridh ad-Din al-Aththar yang banyak pengungkapkan pergulatan al-Hallaj. Dari kekagumannya terhadap al-hallaj inilah yang membawanya menyelam pada dunia tasawuf Islam. Disisi lain, Louis Massignon selain mendapatkan kritikan dari uamat seagamanya yakni Katolik juga mendapat banyak komentar dari umat Islam, karena dianggap terlalu banyak meneliti tohoh sufi yang padahal dalam Islam sendiri ia dianggap menyelewng.



DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Badawi, Mawsu’ah al-Mustasyriqin, (ter. Eksiklopedi Tokoh Orientalis, oleh
Amroeni Drajat, ), Yogyakarta: LkiS Yogyakarta



[1] Abdurrahman Badawi, Mawsu’ah al-Mustasyriqin, (ter. Eksiklopedi Tokoh Orientalis, oleh Amroeni Drajat, ), Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, hlm. 238
[2] Ibid...244
[3]Ibid...238
[5] Abdurrahman Badawi, Mawsu’ah...239
[6] Ibid
[7] Ibid
[8] Ibid...240
[10] Abdurrahman Badawi, Mawsu’ah...240
[11] Ibid...240-241
[12] Ibid
[13] Ibid...242
[16] Ibid
[17] Ibid
[18] Abdurrahman Badawi, Mawsu’ah...243
[19] Ibid...242
[23] Abdurrahman Badawi, Mawsu’ah...239-243