MAKALAH
TOKOH ORIENTALISME
LOUIS MASSIGNON DAN PEMIKIRANNYA
Kajian Historis-Biografis
Disusun untuk Memenuhi Mata
Kuliah “Orientalisme”.
Dosen Pembimbing:
Hibbi Farihin, M.S.I
Disusun Oleh:
Lina Sofyana Safitri
JURUSAN TAFSIR HADITS 3-A
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
NOVEMBER 2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin,
berkat rahmat dan hidayah dari Allah Swt. penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “Tokoh Oristalisme Louis Massignon dan
Pemikirannya: Kajian historis-biografis” pada mata kuliah Oristalisme. Dalam
menyusun makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan terutama pada kurangnya
sumber rujukan atau referensi. Namun berkat kerja keras dan bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya semua hambatan tersebut setidak-tidaknya dapat
teratasi. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhotmat:
1. Dr.
Maftukhin M.Ag, selaku rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung.
2. Hibbi
Farihin M.S.I, selaku dosen mata kuliah “Orientalisme” sekaligus pembimbing
dalam penyusunan makalah ini.
3. Teman-teman
yang telah memberikan bantuan baik konseptual maupun tenaga dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Maka, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Disamping itu, penulis juga berharap semoga
materi dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya.
Tulungagung,
17 September 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................i
KATA
PENGANTAR.............................................................................................ii
DATAR
ISI.............................................................................................................iii
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang..........................................................................iv
B. Tujuan........................................................................................v
BAB
II : PEMBAHASAN
A. Biografi
Tokoh Louis Massignon..............................................1
B. Louis
Massignon berkait dengan Islam......................................3
C. Louis
Massignon dimata Murid-Muridnya................................4
D. Louis
Massignon berkait Islam..................................................5
E. Pandangan
Penulis Mengenai Louis Massignon..........................6
BAB
III : KESIMPULAN..............................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................9
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tuhan menciptakan semua yang ada dimuka bumi ini dengan
serba berpasang-pasangan. Jika ada siang pasti ada malam, ada utara pasti juga
ada selatan, begitu pula dengan adanya orientalisme pasti ada aksidentalisme
meski eksistensi dan latar belakang kemunculan mereka berbeda.
Berbicara mengenai orientalisme, memang masih
menjadi misteri dan perbincangan yang cukup hangat khususnya bagi kaum Timur.
Dalam Islam sendiripun masih muncul banyak pertanyaan dan keraguan terhadapnya.
Ditamabah lagi perekomendasian sikap tabayyun
terhadap orientalisme mulai dari tokoh hingga buah pemikirannya, seolah masih
menyisakan hal yang belum terselesaikan dalam pemberian lebel terhadap paham
keTimuran yang dilakoni orang Barat itu.
Namun, sebuah apresiasi yang lebih bisa kita berikan
kepada mereka para tokoh orientalisme. Sebab kenapa?, mereka yang lahir di
Barat, tumbuh dan dibesarkan di Barat dengan sudi telah mempelajari kehidupan
ataupun seluk beluk dunia Timur, meski sebenarnya Timur dan Barat hanyalah
sebuah sebutan belaka.
Tidak jauh daripada itu, kaum-kaum orientalisme yang
mempelajari agama Islam misalnya. Meski mereka tidak lahir dari keluarga Islam
dan sama sekali bukan seorang Muslim, dengan tanpa meninggalkan agama yang
mereka yakini, mereka mampu memahami perihal Islam bahkan jauh lebih baik dari
umat Islam atau kaum Muslim itu sendiri.
Hal semacam ini mungkin akan meninggkalkan
kecemburuan sosial bagi kaum Muslim, namun bagaimana tidak?, hal semacam itu
jelas benar terjadi. Banyak kaum
orientalis yang bahkan karyanya menjadi sumber rujukan yang amat sangat penting
dalam kajian keIslaman. Louis Massignon misalnya, risalah-risalah yang telah
dibuatnya selama mengkaji dunia Islam sukses menjadikan tulisan tersebut
sebagai sumber yang amat sangat penting dalan kajian keIslaman sebagaimana
ditulis diatas. Dan sekali lagi Louis bukanlah seorang Muslim dan tidak
terlahir dari keluarga Muslim. Lalu siapa dan bagaimana dia, akan kita bahas
dalam makalah ini.
B. Tujuan
1. Memaparkan
biografi tokoh orientalisme Louis Massignon.
2. Memberikan
pemaparan Louis Massignon berkait dengan Islam.
3. Memberikan
pemaparan Louis Massignon dimata murid-muridnya.
4. Memaparkan
karya-karya Louis Massignon berkait Islam.
5. Menjelaskan
pandangan penulis mengenai Louis Massignon.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi
Louis Massignon
Louis Massignon lahir pada 25 Juli 1883
di Nogent-SurMarne, di kawasan Paris,[1]
dan meninggal pada 31 Oktober 1962.[2]
Ayahnya, Fernando Massignon, adalah seorang seniman.[3]
Louis Massignon termasuk dalam kategori tokoh orientalis yang mumpuni,
ketajaman pandangan dan kesimpulan-kesimpulan yang cermat menjadi
keistimewaannya. Ia juga banyak belajar dari tokoh orientalis besar, sebut saja
Ignaz Goldziher, Hartwig Perenbourg dan Le Chatele. Dia adalah
seorang tokoh berpengaruh di
abad kedua puluh yang berkaitan dengan
hubungan gereja Katolik dengan Islam.[4]
Louis Massignon menyelesaikan
Sekolah Menengahnya di Sekolah Louis Ie Grad yang sangat terkenal di Paris. Ia
mencapai gelar sarjana muda pada 03 Oktober 1900 bagian sastra dan filsafat,
juga gelar sarjana muda di bidang matematika diperolehnya pada 23 oktober1901.
Setelah itu, dia mulai mengadakan lawatan ke kawasan negeri-negeri Islam, di
antaranya pada tahun 1901 ke Aljazair, kemudian kembali lagi ke Paris untuk
meneruskan studinya di Universitas hingga memperoleh ijazah (lisence)
bidang sastra pada awal Oktober 1902, engan judul risalah Honore d’Urfe.
Profesor Prancis yang membimbing Louis Massignon adalah Ferdinan Brunot,
penulis sejarah Prancis yang terkenal. Kemudian dia mengikuti wajib militer
hingga Oktober 1903. Setelah itu, pada April 1904 Louis massignon berkunjung ke
Maroko, dan menulis kajian dalam bentuk buku kecil untuk memperoleh gelar
diploma pada Kajian Tinggi di Sorbonne Universitas Paris, bagian ilmu-ilmu
agama.[5]
Louis Massignon mendalami
bahasa-bahasa Timur di Sekolah Tinggi Negeri Paris, dan pada 10 Februari 1906
ia memperoleh diploma dalam bidang bahasa Arab fasih dan ‘ammiyyah.
Dari sana Louis Massignon kemudian mengikuti Konggres Orientalis Dunia ke-14,
yang diadakan pada April 1905 di kota Aljazair. Pada kesempatan inilah ia
berkenalan dengan Ignaz Goldziher.[6]
Perentuhan Louis Massignon pertama
kali dengan Mesir ialah ketika ia menjadi utusan sebagai mahasiswa di Institut
Aekeoogi Prancis di kairo, Mesir, pada 23 Oktober 1906. Di Kairo, ia mulai
mengkaji peninggalan-peninggalan Islam, dan selama mengadakan kajian tersebut ia
berpakaian ala negerinya.[7]
Pada bulan Maret 1907, Louis
Massignon mempelajari syair-syair yang mengungkapkan pergulatan al-Hallaj.
Melalui karya Faridh ad-Din al-Aththar, penyair besar Persia inilah, Louis
Massignon merasakan kekaguman terhadap al-Hallaj.[8]
Dari sini, bila para ulama Islam mengkafirkan al Hallaj, maka Louis Massignon Massignon malah
memujinya sebagai seorang saleh yang syahid.[9] Oleh sebab itulah, ditahun yang sama
ia menapakkan kaki di Baghdad dan menetap sebagai tamu keluarga al-Alusi.
Selama persinggahannya ini, ia banyak mengunjungi masyhad-masyhad Syi’ah
seperti Karbala, Kufah dan Najaf. Ia juga berkesempatan mengunjungi makam
Salman Bik, sebuah kampung tempat dua sahabat nabi SAW. dikuburkan, yaitu
Salman al-Farisi dan Khudaifah. Dari situ Louis Massignon tertarik untuk
meneliti kedua sahabat tersebut, yang mana dikatakan oleh Nabi SAW. sebagai ahl
bait-nya.[10]
Penelitian Louis Massignon di negeri
Iraq itu, cukup menyita waktu satu tahun dan hasil penelitian tersebut
menghasilkan sebuah karya besar dalam dua jilid dengan judul “Ekspedisi Arkeolog
di Iraq”. Karya ini terbit pertama kali pada tahun 1910 di Kairo. Pada tahun
yang sama dengan perilisan karyanya, ia juga menulis sejumlah makalah dari
kunjungannya di Baghdad, diantaranya “Hajarat al-Mauta fi Baghdad,
al-Muhammirah, al-Ma’rakah al-Khirah baina ar-Rifa’iyah wa al-Qadiriyah dan
al-Hallaj asy-Sya’bi Baghdad. Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa
Louis Massignon tertarik untuk mengkasi al-Hallaj, kajiannya tersebut tertuang
dalam karya berjudul ath-Thawasin yang terbit pada tahun 1913.[11]
Pertemuan kedua Louis Massignon
dengan Ignaz Golziher terjadi pada saat Kogres Orientalis ke-15 di Kopenhagen.
Disinilah ia berkesempatan untuk memaparkan rentetan hasil penelitiannya kepada
Golziher. Disamping itu, ia juga melakukan surat menyurat dengan Paul Kludel,
penyair besar Prancis yang saat itu bertugas di Kedutaan besar Prancis di
China.[12]
Pada tanggal 27 Januari 1914, Louis
menikah dan kemudian dikaruniai dua anak laki-laki dan seorang anak perempuan.
Ketika meletusnya Perang Dunia Pertama yang berkisar antara tahun 1914-1918,
pada tahun 1915 Louis Massignon dikenai wajib militer dan ditempatkan di
Kementrian Luar Negeri. Selama peperangan inilah Louis Massignon banyak
kehilangan kehilangan catatan-catatan disertasi doktoral keduanya.
Catatan-catatan itu hancur akibat serangan saat pertempuran, sehingga ia harus
mengulanginya.[13]
Louis Massignon dikabarkan juga
pernah menjadi penasihat pada Departemen Koloni Prancis untuk urusan Afrika.
Selama disana ia banyak berusaha mempengaruhi rakyat Afrika agar menerima niat
baik politik Perancis di wilayah itu. Sebagaimana tiga landasan kolonialisme
kala itu, yakni gold, god and gospel, Louis Massignonpun juga berusaha keras
memasukkan misi Kristen pada program-program pemerintah Perancis di tanah
jajahannya.[14]
B.
Pemikiran
Louis Massignon berkaitan dengan Islam
Dalam pandangan Louis Massignon, Islam
adalah agama berdasarkan inspirasi
asli Muhammad, yang
membuatnya melihat kesatuan (tauhid) Allah. Inspirasi
ini didasarkan oleh penelitian di
mana Muhammad menemukan asal-usul orang-orang Arab
dalam pribadi Alkitab Ismael. Dia juga
menilai wahyu dalam Islam sebagai "jawaban misterius
(ilahi) rahmat doa
Abraham untuk Ismael
dan ras Arab".[15]
Louis Massignon percaya wahyu terjadi dalam tiga tahap, yang pertama
adalah para leluhur, kepada siapa
agama alamiah diturunkan. Kedua, wahyu Hukum
kepada Musa dan ketiga, Kristus dan wahyu-Nya dari
Cinta Ilahi. Islam di matanya adalah, kembali ke agama alamiah dari para
leluhur, "di mana esensi
Tuhan tidak bisa diketahui" dan
di mana manusia hanya harus
menerima apa yang telah diwahyukan kepadanya tentang sifat-sifat Allah dan mengikuti hukum-Nya,
tanpa mencari persatuan dengan-Nya
melalui hukum-hukum ini. Menurut Louis Massignon, perbedaan moral antara Islam
dengan Yudaisme dan Kristen
adalah Islam mengizinkan poligami
dan penerimaan harta rampasan perang.[16]
Aksi politik Louis Massignon dipandu
oleh keyakinan untuk hidup
berdampingan secara damai dalam masyarakat walaupun dengan agama yang berbeda. Meski Louis Massignon
tetap setia menjadi Katolik untuk
menghindari kecurigaan dari sinkretisme, namun tetap saja ada
pandangan dari umat katolik bahwa ia sinkretisme. Sisamping kritikan dari umat
katolik tersebut, Louis Massignon kadang-kadang
juga dikritik oleh umat Islam karena
dianggap terlalu banyak meneliti tokoh Muslim yang dianggap agak marjinal dengan arus Islam, yakni al-Hallaj.[17]
Selama pergulatannya dengan tasawuf
Islam, Louis Massignon berpendapat bahwa tasawuf Islam sudah terbentuk sejak masa Nabi SAW.
berdasarkan Al-Qur’an, sunnah-sunnah yang tertuang dalam teladan yang di
praktikkan Nabi SAW. dengan karakter zuhud.[18]
C.
Louis
Massignon dimata Murid-Muridnya
Keberadaannya di Universitas Mesir
diakibatkan untuk menggantikan Ignaz Goldziher dan Snouck Hurgronje. Disana ia
membawa mata kuliah istilah-istilah filsafat dan menyampaikannya dengan bahasa
Arab.[19]
Sebagai seorang pengajar Louis Massignon bisa dibilang sukses dalam mencetak
murid-muridnya. Diantara murid-muridnya tersebut antara lain:
1.
Henry
Corbin
2.
Eva
de Vitray-Meyerovitch, yang kemudian memeluk Islam dan banyak begulat dengan
karya-karya Jalaudin Rumi.
3.
Abd
al-Rahman Badawi, seorang sarjana filsafat Islam dari Mesir.
4.
George
Makdisi
5.
Herbert
Mason
6.
James
Kritzeck
7.
Ali
Shariati, seorang sosiolog, filsuf dan aktivis politik dari Iran.
8.
Jaen
Mohamed Ben Abdejlil[20]
9.
Prof.
Dr. H. M. Rasjidi, Menteri Agama RI pertama di bawah Kabinet Sutan Syahrir.[21]
Dalam tesisnya, “L'Islam dans le Miroir de l'negeri Barat (1963)”,
muridnya Louis Massignon dari Belanda
yakni JJ Waardenburg memberikan sintesis terhadap ajaran Louis Massignon sebagai berikut:
1. Tuhan bebas menyatakan diri-Nya kapan
dan bagaimana Dia ingin.
2. Tindakan Allah yang dilakukan di
dunia rahmat yang
mungkin juga di luar agama Kristen, dapat ditemukan dalam Islam dalam panggilan
mistik.
3. Penemuan agama memiliki karakter
eksistensial, obyek agama memiliki arti
penting bagi pencari.
D.
Karya-Karya
Louis Massignon berkait Islam
Hasil karya atau buah pikiran Louis
Massignon berkait dengan Islam, diantara antara lain:
1.
“Peta
Geografis Maghrib Pada Lima belas Tahun Pertama Abad Keenam belas menurut Leon
Afrika”. Di dalamnya memuat 305 halaman, dan ditambah 30 halaman gambar peta,
daftar nama-nama kabilah Arab, Barbar, beserta mata uangnya. Karya ini
merupakan hasil dari penelitian pertama Louis Massignon di Mesir.
2.
“Jeis
Fez dan Maroko setelah Penakhlukan Arab”. Karya ini merupakan penetitian
lanjutan dari karya yang diatas.
3.
“Ekspedisi
Arkeologi di Iraq”. Pertama terbit di Kairo pada tahun 1910, dalam bundel
Arkeolog Timur Institut Prancis, dan kedua diterbitkan pada tahun 1912 pada
bundel yang sama. Ini merupakan hasil dari penelitiannya di Bagdad.
4.
“Hajarat
al-Mauta fi Baghdad, al-Muhammirah, al-Ma’rakah al-Akhirah baina ar-Rifa’iyah
wa al-Qadiriyah, al-Hajj asy-Sya’bi Bagdad”.
5.
“al-Hallaj
Azdab al-Hallaj dan Tarikah Hallajiyah”. Merupakan karya pertama
Louis Massignon mengenai al-Hallaj. Karya ini dimuat dalam Buku Memorial Ulang
Tahun Harwig Derenbourg (1909). Kemudian dilanjutkan dengan makalah yang dimuat
di majalah Dunia Islami, edisi Maret-April 1911 dengan judul “al-Hallaj:
Syaikh Tersalib dab Setan menurut Yazidiyah”.
6.
“ath-Thawasin
(1913)”. Kajian Louis Massignon yang serius tentang al-Hallaj tertuang dalam
buku ini yang kemudian dilanjutkan dengan empat naskah lain yang terkait pada
tahun 1914.
7.
“Hallaj”
dan “al-Hulu”, merupakan tulisan Louis Massignon dalam bentuk Ensiklopedi Islam.
8.
“Adzab
al-Hllaj: Sang Syahid Sufi Islam”. Kajian berbentuk risalah yang membahas
tentang sejarah kajian tasawuf dan sejarah Islam secara umum. Kajian ini
meliputi berbagai persoalan tasawuf, teologi, filsafat, dan keagamaan yang
melatar belakanginya. Risalah ini terdiri atas 942+32 halaman. Karangan ini
menjadi sumber yang sangat penting dalam kajian mistis dan rasionalitas Islam,
serta cukup menjadi bukti abadi akan kedalaman Louis Massignon atas kajian
ilmiah tentang Islam.
9.
“Pembentukan
Peristilahan Seni dalam Tasawuf Islam”, merupakan risalah kedua yang ditulis
oleh Louis Massignon. Didalamnya memuat sebanyak 350 halaman dilengkapi dengan
berbagai tambahan yang cukup signifikan yang memaparkan sejarah pembentukan
tasawuf sejak masa Nabi Muhammad SAW. hingga masa al-Hallaj.
10.
Selain
karya-karya tersebut diatas, Louis Massignon juga masih memiliki banyak tulisan
yang dimuat di berbagai majalah atau disampaikan dalam berbagai konggres dan seminar, terutama
dalam konggres-konggres orientalis.[23]
E.
Pandangan
Penulis mengenai Louis Massignon
Dari sudut pandang penulis, Louis
Massignon adalah seorang ilmuan yang profesional. Maksudnya apa?, sebagai
seorang utusan sebut saja saat meneliti Arkeologi di Mesir, ia mampu memberikan
timbal balik yang berbobot yakni sebuah karya yang berjudul “Peta Geografis
Maghib pada Lima belas Tahun Pertama Abad Keenam belas menurut Leon Afrika”
sebagaiman rinciannya telah dijelaskan diatas. Selain itu, menurut penulis
Louis Massigno juga seorang peneliti yang nekat, katakanlah karena ia tertarik
pada seorang sufi Islam al-Hallaj yang mana saat mayoritas orang mengecapnya
menyeleweng ia malah menganggapnya syahid.
Disamping itu, Louis Massignon
adalah seorang yang selalu haus akan pengetahuan. Meski sebagian besar karyanya
dikontribusikan sebagai syarat sebagai diploma atau yang sebagainya, tapi dalam
proses penelitiannya ia tidak pernah setengah-setengan. Dan dibalik itu,
sebagai seorang pribadi ia adalah seorang yang bekerja keras dan bisa dibilang
gigih.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Dari pemaparan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, Lois
Massignon adalah seorang tokoh orintalis yang sangat berpengaruh pada abad ke
duapuluh. Keberadaannya membawa kontibusi besar teritutama pada wilayah taswuf
Islam. Namun, tidak hanya dibidang tasawuf saaja yang ia teliti, dalam bidang
sejarahpun juga banyak ia kuasai.
Perkenalannya dengan tasawuf dimulai saat ia mengenal syair-syair
dari Faridh ad-Din al-Aththar yang banyak pengungkapkan pergulatan al-Hallaj.
Dari kekagumannya terhadap al-hallaj inilah yang membawanya menyelam pada dunia
tasawuf Islam. Disisi lain, Louis Massignon selain mendapatkan kritikan dari
uamat seagamanya yakni Katolik juga mendapat banyak komentar dari umat Islam,
karena dianggap terlalu banyak meneliti tohoh sufi yang padahal dalam Islam
sendiri ia dianggap menyelewng.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Badawi, Mawsu’ah al-Mustasyriqin, (ter. Eksiklopedi
Tokoh Orientalis, oleh
Amroeni Drajat, ), Yogyakarta: LkiS Yogyakarta
http://eramadina.com/peluncuran-dan-bedah-buku-prof-dr-h-m-rasjidi.html/diaskes pada/10/11/2014/10:14
http://en.wikipedia.org/wiki/Louis_Massignon/diakses pada/12/09/2014/09:45
http://lamoiko.blogspot.co/2012/09/sejarah-pemikiran-dan-tokoh-orientalisme.html/diakses pada/10/11/2014/09:53
[1] Abdurrahman
Badawi, Mawsu’ah al-Mustasyriqin, (ter. Eksiklopedi Tokoh Orientalis,
oleh Amroeni Drajat, ), Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, hlm. 238
[2] Ibid...244
[5] Abdurrahman
Badawi, Mawsu’ah...239
[6] Ibid
[7] Ibid
[8] Ibid...240
[10] Abdurrahman
Badawi, Mawsu’ah...240
[11] Ibid...240-241
[12] Ibid
[13] Ibid...242
[16] Ibid
[17] Ibid
[18] Abdurrahman
Badawi, Mawsu’ah...243
[19] Ibid...242
[21]http://eramadina.com/peluncuran-dan-bedah-buku-prof-dr-h-m-rasjidi.html/diaskes
pada/10/11/2014/10:14
[23] Abdurrahman
Badawi, Mawsu’ah...239-243